Henry Saragih,“Green Giant”Penyelamat
Lingkungan Dunia
JAKARTA. Mungkin tak pernah dia
bayangkan sebelumnya, saat mendeklarasikan berdirinya Federasi Serikat Petani
Indonesia (saat ini bernama Serikat Petani Indonesia/SPI) di Kampung Dolok
Maraja, Sumatera Utara, pada 1998 silam, 13 tahun kemudian Henry Saragih (46)
menjadi orang yang paling berpengaruh dalam perjuangan petani kecil di dunia.
Sampai akhirnya beberapa hari
lalu, Henry Saragih, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia
(DPP SPI), sekaligus Koordinator Umum Gerakan Petani Internasional (La Via
Campesina) dinobatkan menjadi salah satu dari 20 orang tokoh yang akan paling
mempengaruhi kondisi lingkungan hidup di dunia (Green
Giants) pada tahun ini.
Dari rilis Observer
Ethical Awards yang dilansir oleh The Guardian pada 16 Januari 2011,
bahkan Presiden Bolivia Evo Morales yang dinobatkan menjadi “The Green
President” dan Arnold Schwarzenegger (The Ex Governator) disejajarkan
dengan Henry Saragih.
Penghargaan ini merupakan
penghargaan yang kedua kalinya didapatkan oleh Henry Saragih, setelah pada 2008
lalu, Guardian, Harian terkemuka di Inggris itu juga melansir Henry Saragih
sebagai salah satu dari 50 tokoh yang bisa menyelamatkan planet dari bencana
akibat pemanasan global. Kali ini, Henry Saragih juga bersanding dengan para
tokoh dunia lain yang berasal dari berbagai latar belakang aktivitas, mulai
dari pembuat film, penulis, politisi dan selebritis.
Henry Saragih dipercayai menjadi
salah satu tokoh dunia yang akan menggunakan pengaruhnya untuk memperjuangkan
orang-orang miskin di pedesaan (defender of the rural poor) pada 2011
melalui kedua organisasi yang kini dipimpinnya. Yaitu gerakan petani
internasional (La Via Campesina/LVC) dan Serikat Petani Indonesia (SPI), dimana
pada masing-masing organisasi petani tersebut Henry Saragih saat ini menjabat
sebagai Koordinator Umum dan Ketua Umum.
Berdasarkan hasil observasi
tersebut, Guardian menyebutkan bahwa Henry Saragih sejauh ini telah mampu
memimpin La Via Campesina, sebuah aliansi petani kecil dan pekerja di pedesaan
dari berbagai belahan dunia yg memiliki jutaan anggota, menjadi organisasi
terdepan dalam menentang penggusuran lahan secara paksa yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan trans-nasional. Bukan hanya itu, dengan kapasitasnya
sebagai pimpinan Serikat Petani Indonesia,Guardian juga menilai
Henry Saragih akan terus melawan terhadap apa yang diistilahkan dengan “cukong
kelapa sawit”.
Selain itu, hasil observasi
tersebut juga memempercayai bahwa dunia saat ini berada persimpangan jalan yang
krusial tanpa perjuangan petani atau produsen berskala kecil yang akan hilang.
“Dalam 20 tahun ke depan perjuangan itu akan menentukan apakah masih ada hutan
yang akan utuh di Asia Tenggara dalam waktu 50 tahun dan (menentukan) masa
depan politik di banyak negara berkembang,” kata John Vidal, Kolumnis Guardian.
Henry Saragih menyatakan
penghargaanya atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Observer dan berharap
hal ini dapat menambah kepercayaan diri masyarakat Indonesia, khususnya kaum
tani. “Terima kasih kami sampaikan kepada Observer atas kepercayaannya. Ini
bukan sanjungan atau untuk membesarkan hati, tetapi sebagai pesan kepada kami
untuk terus melanjutkan perjuangan petani dan masyarakat miskin pedesaan,”
ujarnya.
“Kami tetap konsisten melakukan perjuangan kami di Indonesia dan di dunia
internasional bersama La Via Campesina. Baik itu melalui gerakan massa maupun
kegiatan-kegiatan yang nyata kepada para petani di dunia,” katanya.
Gaylord Nelson: Pencetus Hari Bumi dan Hari Lingkungan Se-Dunia
Hari Lingkungan yang diperingati Se-dunia ini setiap tanggal 5 Juni menurut sejarahnya dicetuskan pada tahun 1972. Salah satu tokoh penting dan berpengaruh kelahiran hari tersebut adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat.
Sebenarnya hari Lingkungan hidup itu tercetus seiring dengan rangkaian dari kegiatan lingkungan yang dilakukan oleh Gaylord Nelson yaitu tepatnya tahun 1970 ketika Gaylord Nelson memproklamasikan hari Bumi (22 April). Jadi, Hari Lingkungan Hidup ada setelah dua tahun sejak adanya Hari Bumi.
Pada 22 April 1970, sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.
Hari Bumi pada tahun 1970 juga telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi di Amerika, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.
Pemilik nama lengkap Anton Gaylord Nelson sendiri merupakan seorang politikus Amerika dari Wisconsin. Bapak tiga anak ini adalah seorang Demokrat. Nelson lahir pada tanggal 4 Juni 1916 dan meninggal pada tahun 2005 tepatnya tanggal 3 Juli.
Nelson akan sangat bersemangat dengan sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Sehingga dia melakukan perjalanan yang dikenal dengan Tour Konservasi bersama Presiden John F Kennedy pada tahun 1963. Nelson tumbuh dan dibesarkan di daerah Clear Lake, daerah bagian Wisconsin, Amerika Serikat.
Setelah itu dia sekolah di sekolah umum Clear Lake, masih di tempat yang sama. Tahun 1939 Nelson lulus dari universitas yang sekarang dikenal dengan San Jose State University di San Jose, California. Terakhir dia melanjutkan di University of Wisconsin Law School.
Sebuah apresiasi diberikan kepada Nelson untuk kecintaannya terhadap lingkungan yaitu dengan pengabadian namanya pada sebuah institut lingkungan hidup yang dikenal dengan The Gaylord Nelson Institute for Environmental Studiesdi University of Wisconsin-Madison.
Selain itu sebuah taman di daerah Apostle Islands National Lakeshore juga dinamai seperti namanya yaitu Governor Nelson State Park. Nelson juga menerima penghargaan berupa Presidential Medal of Freedom pada September 1995 sebagai pengakuan atas semua yang dilakukannya untuk lingkungan.
Pandangan Nelson lainnya adalah tentang populasi suatu bangsa yang berhubungan erat dengan lingkungan.
Menurut Nelson stabilitas populasi suatu bangsa merupakan aspek penting dari lingkungan. Semakin besar pendapatan suatu populasi maka akan menjadi masalah yang serius, karena itu kita harus mengatasi masalah populasi.
1. The Alang - Alang Problem in Indonesia, paper, wasthe Tent Pasific of High School Biology Teaching in Indonesia, Kadarsan & O. Sumarwoto, IUCN Publications, 1968.Dan salah satu kutipan kata-katanya yang terkenal adalah: "Aku ada untuk lingkungan, namun aku tidak akan pernah membatasi populasi manusia."
Selain itu Nelson juga menolak saran bahwa pembangunan ekonomi harus didahulukan setelah perlindungan lingkungan. Nelson meninggal karena gagal jantung pada usia 89 tahun. Seorang wartawan bernama Bill Christofferson menuliskan biografi tentang dirinya “The Man from Clear Lake” yang diterbitkan pada tahun 2004 oleh University of Wisconsin Press.
Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.
Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk mengkampanyekan Hari Bumi.
Berbagai kegiatan diselenggarakan secara bervariasi mulai dari rantaian suara genderang dari desa ke desa di Gabon, Afrika hingga ratusan ribu warga yang berkumpul di National Mall, Washington D.C., Amerika Serikat.
Hari Bumi tahun 2000an secara keras dan jelas menyerukan pesan bahwa penduduk dunia menginginkan tindakan yang cepat dan tegas untuk penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Pejuang lingkungan Otto Sumarwoto (82) tutup usia di Bandung pada selasa, 1 April 2008, sekitar pukul 00.05 wib akibat sakit yang dideritanya. Kemudian dimakamkan di TPU Sirnaraga sekitar pukul 10.00. "Pendekar Lingkungan Hidup" dari UNPAD itu meninggalkan seorang istri Ny Ijah (78), tiga putri dua putra serta tiga orang cucu. Kepergian Otto Sumarwoto merupakan kehilangan yang sangat besar bagi dunia lingkungan hidup. Namun semangat dan karya-karyanya akan terus berjuang untuk melestarikan lingkungan. Sumber : HIMPALAUNAS.COM
Comments
Post a Comment