Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2020

PUISI PERNAH

PERNAH Oleh Haiku Aki  Adakala jujur sang penawar  Ampunkan diri yang tak karuan Pengecut ini sudah mengakar  Pernah masa jadikan samaran  Ungkapkan takut menggelandang Memendam cemas akan hampaan Sungguh bukan kepalsuan tersandang  Walau benar sekedar alasan Semua ubah karena sepadan Terngiang lagi sebuah harapan Sekedar maaf mungkin kurang Namun rasanya kian meradang Seabad sudah dalam perjalanan Takkan cukup dengan perkataan Telah singgah yang dulu hilang Walau kembali takkan bimbang  Tak disangka tirai tersingkap  Tak ubahkan walau terungkap Biarlah waktu yang menenang  Patutkah ia sirna dan terbang Kejarkan bayang yang hampir hilang Lari karena rindu yang kian lekang Walau sekedar harapan padu Akankah ceritanya seperti dulu

PUISI TENANG

TENANG   Oleh Haiku Aki Kala lengah ngantuk menyapa Seketika terbayang sosok samar Lintaskan suka duka bersama Kadang takut akan hambar Harap agar bagiannya terkenang Pungut secuil peristiwa melintang Bila nanti raga tak disisi Akan kah kenang nya terisi Gugus kalimat enggan berkisah Dongengkan akhir yg harusnya indah Jangan biarkan ia waktu Luruhkan kenang hingga lalu Biarkan ia coba menjejak Walau pupus didasar sungai Biarkan heningnya menapak Walau pasti kadang memuai Beribu kisah miliki aroma Linglungkan jiwa libatkan rasa Makin tenang kian mencuap ia Takkan terlelap layaknya mata

PUISI ROMANSA

ROMANSA Oleh Haiku Aki  Terguncang aku dalam bayangkari Tersembuhi luka hingga sirna  Ruang hati terhias permadani  Menyelimuti warna warni jiwa Termaklumi sudah goresan lama Laksana kayu terlahap api Seolah ternobat suka cita Perwira hinggapi relung ini Walau tak mungkin selamanya  Walau tak jelaskan asalnya  Malah penjahat dianggap derma Gelorakan diam hanguskan duka Pahlawankah seorang pencuri Sejak kapan ronanya bersembunyi Sesungguhnya tak benar ada Pagari diri tanda waspada  Mungkin hanya diri yang tergoda  Salahkah daku kabarkan rasa Takut makin hari kian terlena Barangkali jalannya beda Sekedar harap bukannya bisa Sebabkan hati tak leluasa Karena Cinta bukan cuma-cuma  Juga asmara bukan dikira

PUISI SEUMPAMA

SEUMPAMA   Oleh Haiku Aki  Gamang itu menjadi pula Susahpayah tak jadi mengapa Isyarat sangkaan sudah keputusan Kata bathin mengaum jangan Siasati tuk memintas ulang Agar tak menjadi kekang Bulat tekad tak menghalang Kau katakan maksudmu datang Ku tau matiku karenanya Telah pupus harap selamanya Rasa ini aniaya diri Bak berdiri ditengah hari Dengan tanpa alas kaki Walau ku sadar diri Perlukah sedemikian itu terjadi Agar tak ulangi jatuh kembali Lelah ini menulang belulang Ingin hilang tanpa bayang Harap bendung kering kerontang Terkubur tanpa sesal menyandang

PUISI SUSPENSI

SUSPENSI Oleh Haiku Aki  Awal yang tak terkira Akhir yang takkan terduga Awalnya senada dan menyatu  Akhirnya memisah dan membisu Ku anggap angin lalu Deguban dari tatapan itu Marahmu sadarkan egoku Lamunan panjang tanpa arahku Gelegarkan cita tanpa tuju Ku harap sengsaramu  Balasan rasa sakitku  Sadar alasanmu olehku  Caramu meminta sesuatu  Luluh lantakkan bentengku Kau bagian dari kenangan Salah satu pujangga kebanggaan  Salahkah ku tempatkan sesuatu  Dicangkirmu atau cangkirku Bahkan tak tau dimana Milikmukah rasa yang sama  Kau pasti tau..  Jangan utk memulai sesuatu  Yang tak ingin diakhiri sesuatu  Tapi ingatku..  Selalu kembali seperti dulu  Saat kau tatap dalam candumu  

PUISI AIR

AIR Oleh Haiku Aki Riak bersambut riak Acapkali suguhkan bimbang Rasa hati katakan layak Namun halang makin membentang Wajar saja ku terhasut Terjaga akan diri yang garang Sedang ia mengalir hanyut Renung bisu diatas gelanggang Sejentik nalar takkan rampung Gelagat diri seolah menyanjung Tetesan moral itu sasaran Gelombang imannya tujuan Jernih nya hidupkan tenteram Alhasil capai keyakinan Ombak yang kian menggumam Tenggelamkan diri yg tak berkenan

PUISI KAYU YANG PATAH

KAYU YANG PATAH  Oleh Haiku Aki  Guyonan semata  Berakibat nyata Adakala acuh sang ajudan Bukan karena enggan Tabiat telah tergadai  Mustahil kan terabai Akuan akan kejituan  Bukan main kesigapan  Wajar hadap kesudahannya Huru hara dibuatnya  Sesekali harapkan sambut Alih-alih berujung maut  Maut pada rasa Yang tak pada tempatnya Kadang kala suatu masa  Lihatkan keasliannya Supaya tak terlalu lama Memendam remah tak berharga

PUISI SAHABAT

SAHABAT Oleh Sordiman Acong  Bila kau belum bisa bertandang, aku 'kan datang Bagiku kau bagai layang-layang,  bila engkau tinggi melayang,  aku memandang...  Dan bila kau di bawah,  kau 'kan kujamah.  Kau... sahabatku!

PUISI MENGEJAR MATAHARI

MENGEJAR MATAHARI  Oleh Haiku Aki  Kilatan hasrat penuh rintang  Genting cahaya menyicip asa Peluh senantiasa tergenang  Selaput diri senantiasa ada Bukan sebagai pelindung jiwa Sekedar raga agar terjaga  Garis merah diufuk barat  Barakan pandang walau sesaat Bentangkan layar wahai nahkoda Kan kita arungi lautan cita  Walau dengan kulit terbakar  Kabarkan hati yg berkobar  Kita hampir sampai  Di pulau mahligai 

PUISI MUNGKIN

MUNGKIN  Oleh Haiku Aki  Nelangsa dalam ketegunan  Terbang bawa khayal dan angan Bahagia rona dalam tangisan Bahasa takdir terurai kepiluan  Gelisah yang abadi nyatanya terpecahkan  Tak faham keadaan  Sedemikiankah... Dulu lalu berdengung  Rekahkan sekarang  Tak canggung ia akan takdirnya  Tak segan sebabkan gulana  Semua miliki ruang Walau sekedar sela-sela Semua miliki alasan Walau akibatkan ruam zaman

PUISI 1980

1980 Oleh Haiku Aki  Seni adalah raja Keindahan permaisurinya Seniman penasehatnya Manual cara kerja Kanvas istananya  Kertas bentengnya  Pensil dan kuas prajuritnya Semakin berukir semakin bangga  Semakin lama semakin berharga  Semakin detail semakin bernilai  Formalitas bukan alasan Syarat bukan tujuan Niat saja alamat Usaha tak tentu sampai Siapa kaya berkuasa Siapa bisa bertahta  Kerja keras demi satu salah Kerja pintar demi banyak salah Kuning kelabu nan serba salah

PUISI AKU MALU

AKU MALU  Oleh Sordiman Acong  biarkan aku menjauh  bahkan jangan pernah engkau resah kemana aku melangkah, untuk bersamamu sudah tak betah... bukan aku membenci  tetapi aku tahu diri  bahkan aku malu pada pohon pisang yang memandang, padanya tidak ada yang terbuang... sedang aku susah untuk dibilang,  biarkan aku hilang  tak usah engkau kenang...

PUISI RINDU

RINDU Oleh Haiku Aki  Segelap malam Secercah terang   Sedingin hujan menghantam Menusuk tulang  Segemilang lentera membentuk lingkaran Sekokoh gunung menghujam dataran Sesendu bulan tertutupi awan Sehanyut kayu dalam aliran

PUISI MEKAR

MEKAR Oleh Haiku Aki  Kering kerontang bertangan lima Guratan kasar tak hentikan pesona Tak sangka akhir perjumpaan  Naas ditelan rasa Jatuh tak pada pandangan pertama Gagah perkasa segala bukan Tatapan ketiga terhadap sesal  Yang kedua terhadap harap Hanyut tak pada sepintas  Sekarat tak kenal duka Malah indah dengan berada  Hilang semua bukan hilang segalanya Mati seribu tumbuh harumnya  Tak pantas sesal mengisi hati Harap hidup datang kembali Walau tanpa jiwa yang sama

PUISI PERPISAHAN

PERPISAHAN  Oleh Haiku Aki  Tidur bukan teman Istirahat bukan kawan Baikmu di pastikan Sejatimu dalam suapan  Baringmu itu ketabahan  Anakmu pulang bawa harapan Cucumu dalam tatapan Penghabisan sebuah sedakan  Ledakan ketenangan  Berlarian dalam tangisan  Sulungmu mengadzankan  Sebab usia tak terfahamkan  Tak mungkin ku sesalkan  Maaf atas tak pengertian

PUISI ISTANA TUA

ISTANA TUA  Oleh Haiku Aki  Gubuk lebih baik dari istana tua Istana tua tak lebih baik dari gubuk  Saling jumpa lebih pandai merakit  Kereta kuda tak lebih baik dari sepeda tua Sepeda tua mengenyam makna Penegur sapa penyuci jiwa Pekerja lebih baik dari raja Bekerja berkehendak Perintah berkehendak  Sama yang beda Sunyi hati gelap mata Riang jiwa terang telinga  Beda yang sama  Susah dicari yang tak berharga  Lupa karena gila Padahal bahagia dimana saja

PUISI SI BUNGSU

SI BUNGSU  Oleh Haiku Aki  Ku puja rupa  Akhir nestapa  Kecil namun besar Kecil umur besar syukur Penggigit perintah Besar mulut kaki lincah  Pengubur keluh  Pembuang hati nan lusuh  Petarung tak punya musuh Suci jiwa muka lusuh Tua tak berarti tua Muda tak mesti muda Datar akan harta Warna bulu mata buta

PUISI TENTANG RASA

TENTANG RASA  Oleh Haiku Aki  Pemakan masa Kecil jadi besar Berbicara seakan dewasa Seludupkan benar Hampir sekejap  Kupu nya lenyap  Jatuh karena nama  Cinta karena lupa Dua masa jumpa Terima dosa Mengecap rasa Jantan jadi betina Yang didamba  Beranak tiga Dulu tercekik kini masa Yang akan datang dan sirna 

PUISI MUSUH DALAM SELIMUT

MUSUH DALAM SELIMUT Oleh Haiku Aki  Jangan bicara padaku Aku tak bicara pada musuh Terikat tali pusar berdarah  Ibarat dua dunia Terjungkir balik Terbunuh tangan sendiri Berang dalam tawa Senang yang derita Hancurkan aku kalau tau Matikan aku bahagiamu Sudah ku bilang tak mampu Harus bagaimana, yaa Allaah..

PUISI GUNA

USE POETRY  GUNA Oleh SORDIMAN ACONG  Kaca yang pecah Terbanting berserakan  Menjadi jebakan...  Di kaki telanjang...  Jangan di sesali,  Tolong di hindari.  Kearifan... yang bijaksana, Allah tujuan hamba Nya ... Aamiinn Sordiman Acong, 2007

LUKISAN SENIMAN AFFANDI (INDONESIA, 1907 - 1990)

10 LUKISAN KARYA SENIMAN AFFANDI (INDONESIA 1907 -1990) 1. Ka'bah 2. Sun flower 3. Storm in water 4. Boats 5. The Great Wall of China  6. Eiffel tower 7. Mt. Marapi 8. Self portrait 9. Crabs and Watermelon 10. Scarecrow