Skip to main content

PUISI JINGGA


JINGGA
Oleh Haiku Aki 

Aku melihatmu sekarang
Namun sudah merindukanmu besok
Seperti aroma hujan di musim gugur
Setelah dedaunan kering tertiup angin
Dinginmu tak menusuk
Layaknya sentuhan lembut
Perpaduan merah dan kuning
Tepat diufuk barat
Tak menyilaukan tetap hangat
Mereka sebut itu hujan mentari
Walau tak disiang hari
Keduanya merasuk membasahi kalbu
Selalu merindu disaat itu
Penyuka segala tentang mu
Bahkan yang hanya sekedar mirip
Mungkin salah tapi itulah harapan
Akankah sama dirimu 
Sesungguhnya dan yang tidak
Akankah tenggelam perasaanku 
Jika nanti lama tak bertemu
Seperti semakin lenyap bayanganku
Disaat cahaya semakin lenyap
Disaat hari semakin gelap
Tapi kilau tatapmu makin bersinar
Izinkan aku mengenangmu
Jika tak mampu ku genggam 
Selamanya. 

25/11/2020

Comments

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami... (k)
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023