Skip to main content

PUISI KETERBATASAN


Keterbatasan
Oleh Haiku Aki 

Kemenangan adalah pilihan 
Entah itu posisi, potensi
Ataupun hal lainnya
Menyangka itu dapat dibanggakan
Bahkan saat orang lain bilang bukan
Tiap hari mengeluh lelah karena mengejar
Hal yang tak seharusnya dikejar
Mengetuk pintu terus menerus
Jawablah Siapa itu
Apakah itu si ambisius
Jika bukan dia lalu siapa itu
Yang mengetuk pintu
Ahh mungkin si arogan
Atau mungkin bukan katanya
Lalu siapa, aku tak tau
Aku hampir tak peduli
Apakah itu menyenangkan 
Memuji diri sendiri 
Dan harapkan pujian 
Dari makhluk bumi
Yang diberi akal dan nafsu
Harus miliki ini itu
Oh aku sangat bangga pada diriku
Aku hebat aku keren aku sangat sangat sangat...
Bahkan wangiku tercium hingga 5 mil
Terlahir dengan ini itu
Hingga dia dapati manusia lain mengaguminya
Dan menirunya dan ingin seperti dia
Namun itu membuat nya muak
Karena telah menginspirasi
Bukankah itu yang dia inginkan
Lalu kenapa?
Si naif itu malu mengakui.. 
Keterbatasannya sebagai manusia

24/03/2021M

Comments

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023