Skip to main content

Puisi Katakan saja (rindu senja)

MISSING TWILIGHT POEM 
PUISI
Katakan Saja (Rindu Senja)
Oleh Y.O.D.A

Saat senja mulai menyapa
Saat ia menampakkan sendu nya
Seindah gradasi jingga dan ungu
Senja hilang bersama dengan datangnya malam
Senja hilang namun senyumnya tidak
Munculnya Aurora mungkin kan buatmu berdecak kagum
Namun kedatangannya disambut pilu dinginnya kutub
Senja disini, senyumnya kan teralihkan oleh terangnya bulan
Bulan mungkin menawan 
Namun senyum indah senja yang menghangatkan tak terbantahkan
Bahkan saat orang bilang ia telah hilang
Pengagum senja adalah penikmat kepalsuan
Jika menikmatinya adalah kepalsuan 
Maka aku ingin hidup dalam kepalsuan
Senja hanyalah sebuah tatanan fatamorgana untuk menyambut dingin nya malam
Jika dingin malam yg kau sambut buat mu muram
Senyum hangat senja akan menjadi perisai mu
Ah, kepalsuan.. 
Maka kau akan berakhir pada labirin tak berujung yang menyesatkan jiwa yang lemah
Kalau begitu..
Kan kupandangi ketersesatan ku dalam pancaran rindu.

27/01/2020

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023