Skip to main content

PUISI AYAH

FATHER POETRY. 
AYAH
Puisi Oleh Haiku Aki 

Aku tak pernah tau
Apa yang selalu ada difikiranmu
Yang ku tau 
Kau ceritakan kurangnya aku pada orang lain
Karena Tak bisa seutuhnya mengubahku
Ingin mereka bisa memberi tau ku
Nada bicaramu tak pernah melebihi re
Aku tak banyak melakukan apa apa
Tapi kau tetap hargai aku
Kau yakin akan potensiku
Selalu mengeluh padaku
Bukan karena ingin yang terbaik untuk dirimu
Tapi untuk diri ku
Caramu mengajarkan tak pernah kulupa 
Kau sembarikan dengan senyuman
Bukan hinaan karena kebodohanku
Selalu berjanji walau tak pernah kau tepati
Hanya karena ingin hatiku bahagia saat itu
Selalu berkata kalau kau kaya kan beri semuanya untukku 
Padahal ku tau itu mustahil
Motivasi kala aku dibawah dan benar benar jatuh
Yakin bangkitku saat itu karena dirimu
Tak pernah menghardik walau seluruh hartamu hilang karena ku
Enggan marah walau aku selalu salah
Kenapa kau begitu 
Aku membenci
Benci jika suatu saat harus kehilanganmu

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023