Skip to main content

PUISI SEJATIKU

MY TRUE POETRY 
Puisi Sejatiku
Oleh Haiku Aki 

Setiap sudut waktu adalah dirimu
Berlalu perlahan
Enggan membisu 
Suatu masa yang selalu kuceritakan
Kepada kerabat sanak saudara
Dahulu aku bahagia 
Hari hari ku kau isi dengan tawa
Kau hapusi duka
Kau sembuhi luka

Entah mengapa kasarmu menyapa buat ku meringkuk geli
Ibarat musuh lama yg membuyut 
Ingin rasanya berkelahi kembali 
Hingga ada pemenang absolut 

Kau ajarkan kemarahan bukan kepalsuan 
Menegur jika tak suka dengan perbuatan 
Selalu terngiang cerita lama
Saat berkodak dan saling hina
Karena kita tau pujian munafik 
Kan buat kita jijik

Ah, ku tersadar.. 
Tak mungkin kembali ke masa lalu
Masa sekarang takkan mungkin seperti dulu
Semua tentangmu adalah sebuah kotak
Kotak kenangan berisikan rindu yang terkuak 

Semoga sehat selalu sejatiku.. 
Ku kabarkan bahwa ku rindu

05/02/2020

Comments

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023