Skip to main content

PUISI TITIAN

FOOTBRIDGE POETRY 
Puisi Titian
Oleh Haiku Aki 

Ia tak berujung
Ia buntu 
Warnanya kian memudar 
Tak ada senyuman tergambar 
Semua serba hambar 

Ia dikawal dua benteng 
Sama pudarnya 
Kokoh dan dingin 
Jiwanya kelam
Menatapnya adalah kesedihan 
Menunggunya berarti kehilangan
Menempuhnya artinya kematian 

Selama ini ternyata ujian yang ia alami 
Kanan jurang Kiri tebing 
Didepannya lautan lepas 
Kembali berarti sia sia
Semua yang datang berharap sesuatu 
Namun enggan berbuat sesuatu 

Kemudian mereka datang
Membawa harap dengan warnanya 
Memberi kecerahan disiang hari
Menaksiri ketakjuban dimalam hari
Memaksa sunggingan
Walau pedih 
Walau lelah
Dibawah terik singgasana rawi 
Mereka yakin moleknya yang tersembunyi
Mereka tambahkan harapan diujung buntunya 
Kini ia mampu tersenyum 
Entah sampai kapan 

05/02/2020

Comments

Popular posts from this blog

PUISI IDEALIS

Idealis Haiku Aki Bukan soal uang Bukan soal kuasa Tapi soal kepercayaan diri Dengan standar yg kontras Terhadap lingkungan sekitar Standar soal apa saja Standar kehidupan Standar pekerjaan Standar ibadah Standar berkarakter Serta berfikir Masing-masing insan punya Namun beberapa mereka Makin tua makin tergerus Makin menipis idealismenya Makin tak percaya diri Terhadap rezeki Terhadap lahir Terhadap bathin Makin tidak yakin Apabila standar itu digunakan Terus menerus Saya akan baik baik saja 13 jan 2024

PUISI PANTULAN

Pantulan Haiku Aki Tuing..  Tuing..  Tuing..  Akan semakin pintar Akan semakin tegas Akan semakin bersih Akan semakin malas Kian menuju dan menyatu Hingga tak ada beda Walau saling membenci  Namun jua mencinta Saling tak mengerti Tapi jua saling suka Saling transfer energi Terkadang menuju negatif Kadang juga positif 50:50 8 July 2023

PUISI SPANDUK

Spanduk Haiku Aki Beberapa bulan ini Panas selalu bedengkang Hampir setiap siang Setelah itu gemuruh Dilalui awan gelap Air langit turun kemudian Mantelku entah kemana Sudah rusakkah lalu dibuang?  Walau lelah, aku enggan basah Hujan itu turun temurun Bertetesan melewati spanduk Putih belakangnya Dimana mana letaknya Ada yang sembarangan Ada yang pada tempatnya Ada yang mini, ada yang raksasa Mungkin sedang musim Orang orang menyodorkan diri Untuk diakui kebaikannya Untuk dipilih untuk duduk Dan diupahi untuk tidurnya Ditunjangi untuk makannya Dibayari untuk wisatanya Yang berkedok perjalanan dinasti Saat air langit turun menjadi gerimis Menetesi spanduk putih itu Terlihat sedikit indah Apa aku sudah gila?  9 jam 2023